Dua puluh delapan tahun sejak virus rage lolos dari laboratorium senjata biologis, kini, meskipun karantina masih diberlakukan dengan kejam, beberapa orang telah menemukan cara untuk bertahan hidup di tengah para yang terinfeksi. Salah satu kelompok tersebut tinggal di sebuah pulau kecil yang terhubung ke daratan utama melalui satu-satunya jalan sempit yang dijaga ketat. Ketika salah satu anggotanya berangkat dalam sebuah misi ke jantung kegelapan daratan utama, ia menemukan rahasia, keajaiban, dan kengerian yang telah membuat mutasi tidak hanya pada yang terinfeksi, tetapi juga pada para penyintas lainnya.
SINOPSIS FILM 28 Years Later (2025)
28 Years Later merupakan film horor pasca-apokaliptik yang dirilis pada tahun 2025, disutradarai dan diproduseri oleh Danny Boyle, serta ditulis oleh Alex Garland. Film ini dibintangi oleh Jodie Comer, Aaron Taylor-Johnson, dan Ralph Fiennes. Sebagai kelanjutan dari dua film sebelumnya, 28 Days Later (2002) dan 28 Weeks Later (2007), film ini membuka trilogi baru yang menggali lebih dalam dunia yang telah lama terisolasi, serta menghadirkan evolusi terbaru dari Rage Virus yang mematikan.
Film ini menjadi ajang reuni kreatif antara Boyle, Garland, dan sinematografer Anthony Dod Mantle, yang sebelumnya bekerja sama dalam film pertama. Aktor utama film original, Cillian Murphy, turut terlibat sebagai produser eksekutif. 28 Years Later juga diproduksi bersamaan dengan sekuelnya The Bone Temple, yang dijadwalkan tayang pada Januari 2026 dan disutradarai oleh Nia DaCosta.
Dirilis oleh Columbia Pictures dan Sony Pictures Releasing pada 20 Juni 2025 di Britania Raya dan Amerika Serikat, film ini mendapatkan tanggapan positif dari para kritikus dan sukses meraup pendapatan global sebesar $150 juta dari anggaran produksi $60 juta.
Ringkasan Cerita
Pada tahun 2002, saat awal wabah Rage Virus, seorang anak bernama Jimmy Crystal melarikan diri ke gereja bersama ayahnya setelah keluarganya diserang oleh orang-orang yang terinfeksi. Sang ayah, seorang pendeta, menganggap bencana ini sebagai tanda akhir zaman. Ia memberikan kalung salib kepada Jimmy dan mengorbankan dirinya untuk melindungi sang anak.
Dua puluh delapan tahun setelah wabah kedua, daratan Eropa telah bersih dari virus, tetapi Kepulauan Inggris tetap terisolasi dan dikarantina total. Di pulau Lindisfarne, komunitas kecil berhasil bertahan hidup. Di antaranya adalah Jamie, seorang pencari barang; istrinya Isla yang mengalami gangguan jiwa; serta anak mereka, Spike. Sebagai bagian dari tradisi kedewasaan, Jamie dan Spike menyeberang ke daratan Inggris yang berbahaya untuk berburu.
Di sana, Spike berhasil membunuh “Slow Low”, bentuk mutasi dari orang terinfeksi yang bergerak lambat. Mereka juga menghadapi ancaman dari kelompok besar makhluk terinfeksi yang dipimpin oleh “Alpha”, versi yang lebih kuat dan cerdas dari manusia yang terkena virus. Setelah malam yang penuh ketegangan di pondok reyot, mereka pulang ke pulau dan disambut dengan perayaan keberhasilan Spike.
Namun, konflik keluarga mulai muncul ketika Spike mengetahui hubungan gelap ayahnya dengan guru sekolah, Rosie. Ia juga mempertanyakan mengapa Jamie enggan mencari bantuan medis untuk Isla. Saat Jamie menolak dan menyebut bahwa satu-satunya dokter yang tersisa, Dr. Kelson, adalah orang gila, Spike nekat membawa ibunya meninggalkan pulau dengan membuat pengalihan.
Dalam pelarian, mereka diserang oleh makhluk terinfeksi, namun Isla tanpa sadar menyelamatkan Spike dalam kondisi disosiatif. Keesokan harinya, mereka diselamatkan oleh Erik Sundqvist, mantan pelaut dari armada NATO. Ketika bertemu seorang wanita hamil yang telah terinfeksi, Isla membantu melahirkannya. Erik, yang menganggap bayi itu sebagai ancaman, nyaris membunuh mereka sebelum Alpha—ayah dari bayi itu—muncul dan membunuh Erik.
Dr. Kelson lalu datang dan menenangkan Alpha yang diberi nama Samson, menggunakan senjata bius. Ia membawa Spike dan Isla ke tempat perlindungan yang dikelilingi tengkorak manusia hasil kremasi, sebagai pengingat kematian (memento mori). Setelah memeriksa Isla, Kelson menyatakan bahwa ia mengidap kanker stadium akhir. Isla setuju untuk menjalani euthanasia, dan tengkoraknya diserahkan kepada Spike sebagai bentuk penghormatan.
Setelah Isla wafat, Spike dan Kelson bersembunyi, namun akhirnya ditemukan oleh Samson. Spike berhasil menyelamatkan Kelson dengan menggunakan jarum bius. Kelson lalu mendorong Spike untuk pulang membawa bayi yang telah dinamai Isla, dan mengajarkan pesan baru: memento amoris — bahwa hidup harus diisi dengan kasih.
Spike membawa bayi itu kembali ke Lindisfarne, tapi memilih meninggalkannya di gerbang dan kembali ke daratan. Jamie kemudian menemukan surat dari Spike, yang berjanji akan kembali suatu saat nanti. Jamie berusaha menyusul, namun gagal karena air pasang.
Dua puluh delapan hari kemudian, Spike yang sedang dikejar oleh kawanan terinfeksi diselamatkan oleh sekte misterius yang dipimpin oleh Jimmy Crystal dewasa—anak dari adegan pembuka film—yang kini mengenakan kalung salib terbalik dan tampil seperti tokoh kultus menakutkan.