Setelah menelusuri asal muasal gangguan supranatural ke makam leluhur sebuah keluarga kaya, sekelompok ahli paranormal memindahkan jenazahnya—dan segera menemukan apa yang terjadi kepada mereka yang berani mengacaukan makam yang salah.
Sinopsis Film
Hwarim, seorang dukun wanita dari Korea, melakukan perjalanan ke Amerika bersama rekannya, Bong-gil. Mereka diundang oleh keluarga kaya asal Korea yang menetap di Amerika, Park Jiyoung, yang mengalami gangguan mistis serius, termasuk pada bayi yang baru lahir. Sesampainya di rumah sakit dengan bantuan asisten keluarga, Hwarim memeriksa bayi tersebut dan menyadari bahwa gangguan tersebut juga menyerang anggota keluarga lain seperti ayah dan kakek bayi itu. Mereka kemudian dibawa ke kediaman keluarga Park.
Sesampainya di sana, Hwarim merasakan aura gelap yang menyelimuti keluarga tersebut. Ia menyimpulkan bahwa gangguan berasal dari roh leluhur keluarga yang merasa marah karena makamnya tidak layak. Park Jiyoung bertekad, tak peduli berapa pun biaya yang dibutuhkan, agar Hwarim mengusir roh tersebut. Hwarim pun menerima tugas itu dan berencana mengajak seorang kenalannya untuk membantu dalam ritual pemindahan makam leluhur.
Di Korea, Young-Geun, seorang pengurus jenazah, bersama ahli feng shui bernama Sang-Deok sedang melaksanakan ritual pemindahan makam secara rutin. Saat Hwarim tiba dan menyampaikan tawaran pekerjaan dari keluarga kaya, Young-Geun antusias, namun Sang-Deok bersikap hati-hati dan menolak sembarangan menerima pekerjaan.
Jiyoung terbang ke Korea untuk bertemu Sang-Deok agar pemindahan makam segera dilakukan. Meski mendapat penolakan dari ibu dan bibinya, Jiyoung bersikeras demi keselamatan bayinya dan meminta agar prosesi dilakukan secara rahasia tanpa melibatkan pemerintah. Sang-Deok ingin memeriksa makam terlebih dahulu yang ternyata berada di gunung terpencil dekat perbatasan Korea Selatan dan Utara. Ia menemukan nisan makam tanpa nama, hanya ada deretan angka yang diduga sebagai koordinat. Merasa ada keanehan, Sang-Deok sempat menolak pekerjaan itu, namun akhirnya setuju setelah mendapat tekanan dari Hwarim dan Jiyoung.
Pemindahan makam pun dimulai dengan bantuan beberapa penggali yang berzodiak babi. Selama penggalian, mereka menemukan peti mati berukir, menandakan makam orang penting. Saat salah satu penggali membersihkan area, ia menemukan ular berkepala manusia yang langsung dibunuhnya. Setelah itu, cuaca mendadak berubah menjadi gelap dan hujan deras, sehingga kremasi ditunda dan peti disimpan sementara di rumah sakit.
Di sebuah biara tua, Sang-Deok bertemu biksu yang mengetahui sejarah makam tersebut, menjelaskan bahwa makam itu milik orang kaya dan dulunya rawan perampokan. Di rumah sakit, petugas yang membuka peti secara tak sengaja membebaskan roh jahat kakek Jiyoung yang kemudian membunuh ayah dan istri Jiyoung. Hwarim dan Bong-gil melakukan ritual pemanggilan roh yang mengancam akan membalas dendam dan mengajak keturunan keluarga bersamanya.
Sang-Deok mendatangi hotel tempat Jiyoung menginap, saat itu Jiyoung kerasukan roh jenderal yang memerintahkan pasukannya dan kemudian membunuh dirinya sendiri. Roh tersebut juga hendak membunuh bayi Jiyoung di Amerika. Sang-Deok meminta persetujuan bibi Jiyoung untuk melakukan kremasi, dan saat kremasi berlangsung, roh tersebut lenyap, menyelamatkan bayi itu.
Namun, saat Sang-Deok kembali ke lokasi penggalian, ia menemukan peti lain yang terikat kawat kuat dan memutuskan membawanya ke biara untuk kremasi. Bibi Jiyoung mengungkapkan rahasia bahwa ayahnya adalah pengkhianat semasa pendudukan Jepang dan biksu yang memakamkan leluhur mereka sebenarnya keturunan Jepang. Pada malam harinya, Bong-gil mengalami mimpi buruk dan melihat sosok tinggi besar yang membantai babi dan pemiliknya di peternakan, membuatnya ketakutan.
Saat memeriksa gudang, mereka menemukan peti tersebut hancur dan sosok samurai Jepang muncul untuk menyerang Hwarim. Bong-gil mencoba melindungi Hwarim tapi terluka parah, sementara iblis itu berubah menjadi bola api dan kembali ke makam. Bong-gil dirawat di rumah sakit dan dalam pengaruh roh jahat tersebut.
Sang-Deok menemukan bahwa para perampok makam sebenarnya adalah patriot Korea yang menanam pasak besi di tanah Korea yang kini dipercaya menjadi sumber energi negatif dan konflik Semenanjung Korea. Makam leluhur Jiyoung ternyata berada tepat di perbatasan Korea Selatan dan Utara, dan ritual tersebut menyebabkan roh samurai sebagai pasak besi terbangun. Ular yang ditemukan adalah siluman yang menyegel roh samurai tersebut. Hilangnya ular menyebabkan keseimbangan elemen terganggu sehingga roh itu terbangun.
Sang-Deok, Hwarim, dan Young-Geun memutuskan mencari pasak besi yang hilang, sementara Hwarim mengalihkan perhatian roh jahat. Dengan bantuan arwah neneknya, Hwarim menghadapi iblis yang akhirnya kembali ke makam dalam bentuk bola api. Bong-gil tetap berada dalam pengaruh roh jahat dan dikelilingi upaya perlindungan oleh bibi Hwarim.
Ketika Sang-Deok terluka parah, Hwarim berusaha menyelamatkannya dengan ritual darah kuda. Sang-Deok mendapat kilasan masa lalu bahwa pasak besi ditanam dalam jasad jenderal samurai, yang merupakan roh jahat tersebut. Dengan memanfaatkan elemen kayu dari gagang sekop dan elemen air dari darah, Sang-Deok berhasil mengalahkan roh jahat tersebut.
Akhirnya semua selamat, Sang-Deok merayakan pernikahan putrinya dengan haru, sementara Hwarim dan timnya kembali menjalankan tugas mereka.