Civil War (2024)

3730 voting, rata-rata 6.0 dari 10

Dalam waktu dekat, sekelompok jurnalis perang berusaha bertahan hidup sambil melaporkan kebenaran saat Amerika Serikat berada di ambang perang saudara.

Sinopsis Film Civil War (2024)

Di masa depan, Amerika Serikat dilanda Perang Saudara Kedua. Negara bagian Texas dan California memisahkan diri dan membentuk milisi masing-masing, sementara Florida memilih jalur aliansi sendiri. Presiden yang telah menjabat selama tiga masa memimpin menyampaikan pidato mengenai kekalahan telak yang dialami pasukan pemberontak. Pidato ini disiarkan dan disaksikan oleh Lee Smith, seorang jurnalis foto, dari kamar hotelnya di New York City. Pada saat yang sama, sebuah ledakan bom mengguncang kota tersebut.

Keesokan harinya, Lee bersama temannya Joel pergi ke pusat kota yang tengah dilanda demonstrasi besar-besaran. Dalam kekacauan tersebut, seorang jurnalis muda bernama Jessie Cullen terluka di wajahnya. Lee segera menolong Jessie dan memberinya rompi jurnalis sebagai tanda pengenal. Tak lama kemudian, Lee melihat seorang wanita membawa bendera Amerika Serikat berlari menuju kerumunan massa, dan menyadari bahwa wanita itu berniat melakukan aksi bunuh diri dengan bom. Lee dan Jessie pun mencari perlindungan sebelum ledakan terjadi, dan kemudian mereka mengabadikan kondisi pascakejadian lewat foto-foto yang mereka ambil.

Malam harinya, Lee dan Joel bertemu mentor mereka, Sammy, di sebuah pesta untuk para jurnalis. Mereka berencana melakukan perjalanan melewati zona perang menuju Washington DC untuk mewawancarai sang Presiden, meskipun Presiden menganggap media sebagai musuh. Meski berisiko tinggi, Sammy yang sudah berumur ingin menemani mereka ke garis depan di Charlottesville, Virginia. Jessie yang mengagumi Lee ingin ikut serta mendokumentasikan perang secara langsung.

Keesokan harinya, Jessie bergabung dengan mereka dalam perjalanan. Lee dan Joel merasa keberatan, namun Joel meyakinkan bahwa Jessie tidak akan merepotkan.

Di tengah perjalanan, mereka mengisi bahan bakar dengan mata uang Kanada. Seorang penjaga bersenjata membawa Jessie dan Lee ke tempat di mana dua penjarah yang baru saja ditangkap digantung dan disiksa. Penjaga itu memberikan pilihan pada Lee dan Jessie apakah penjarah tersebut harus dieksekusi. Lee hanya meminta agar mereka berfoto di samping para penjarah sebelum eksekusi dilakukan. Setelah kembali ke mobil, Jessie mengeluh belum mendapatkan satu foto yang bagus.

Perjalanan berlanjut ke sebuah pusat perbelanjaan terbengkalai, di mana Jessie berusaha memotret helikopter jatuh. Jessie meminta maaf pada Lee jika kehadirannya menyusahkan, namun Lee tak mempermasalahkannya. Malam itu, mereka bersama-sama menyaksikan baku tembak di kejauhan yang menerangi langit malam.

Mereka melintasi daerah rawan penembak jitu, dengan penuh kewaspadaan agar tetap selamat dan tetap bisa mengambil gambar yang bagus. Di depan mata mereka, beberapa orang tertembak. Kelompok ini kemudian mengejar para milisi musuh ke gedung tempat penembak jitu bersembunyi, dan berhasil melumpuhkan serta menangkap mereka.

Setelah sampai di kamp pengungsi, Lee dan Jessie mulai semakin akrab. Jessie mencuci foto yang diambilnya selama melewati zona penembak jitu. Mereka berbincang mengenai awal karier Lee dan kisah foto ikonik yang berhasil diambilnya dari peristiwa pembantaian kelompok aktivis anti-fasis. Lee memberi pujian atas hasil kerja Jessie. Malam itu mereka menghabiskan waktu dengan suasana hangat dan menyenangkan.

Keesokan harinya, mereka singgah di sebuah kota yang tampak tak terpengaruh oleh perang saudara. Kehidupan di sana berlangsung tenang dan damai. Mereka mampir ke toko untuk berganti pakaian. Joel bertanya pada pemilik toko apakah mereka mengetahui tentang perang yang sedang terjadi, namun wanita itu menjawab bahwa kota mereka memilih untuk mengabaikannya.

Perjalanan dilanjutkan hingga mereka bertemu dengan mobil yang melaju cepat mengejar mereka. Ternyata di dalam mobil itu ada Tony dan Bohai, teman reporter Joel dari Hong Kong. Tony masuk ke van mereka untuk bercanda, sedangkan Jessie ikut naik ke mobil Tony bersama Bohai. Tony dan Bohai kemudian pergi terlebih dahulu.

Namun perjalanan mereka terhenti ketika mobil Tony dan Bohai tampak berhenti dengan pintu belakang terbuka. Mereka disergap oleh gerombolan tentara Loyalis yang selama ini memang dikenal membunuh orang yang melintas. Pemimpin gerombolan menembak Bohai, menimbulkan ketakutan yang mendalam. Joel mencoba bernegosiasi dengan menyatakan bahwa mereka adalah orang Amerika. Namun setelah mengetahui Tony berasal dari Hong Kong, pemimpin gerombolan juga menembak Tony. Kekacauan pecah. Sammy menghidupkan mobilnya dan menabrak pemimpin serta salah satu anak buahnya. Lee, Joel, dan Jessie segera melarikan diri saat anak buah yang tersisa menembaki mereka.

Mereka berhasil lolos, namun Jessie muntah di belakang mobil, sementara Sammy memberitahu Lee dan Joel bahwa ia tak mampu menyetir lagi karena luka tembak. Joel pun mengambil alih kemudi hingga mereka tiba di pangkalan militer Pasukan Barat di Charlottesville setelah melewati hutan terbakar. Sayangnya, Sammy meninggal dunia akibat luka tembaknya. Di pangkalan itu, mereka bertemu Anya, seorang jurnalis Inggris. Berita tentang beberapa jenderal Loyalis yang menyerah membuat mereka merasa perjuangan dan pengorbanan mereka terasa sia-sia.

Lee, Joel, dan Jessie kemudian bergabung dengan Pasukan Barat untuk menyerbu Gedung Putih dan menangkap Presiden. Saat memasuki zona perang, Jessie bersemangat mengambil foto, sementara Lee masih terguncang oleh kejadian yang baru mereka alami.

Para jurnalis berlindung di balik tank Pasukan Barat yang menghancurkan pasukan Loyalis yang tersisa sebelum menuju Gedung Putih yang dijaga ketat. Dinas rahasia Presiden terlihat berusaha menyelamatkan sang Presiden, namun Pasukan Barat yakin itu adalah tipu muslihat.

Mereka berhasil masuk ke Gedung Putih dan menghadapi beberapa anggota Secret Service bersenjata. Jessie hampir tertembak, namun Lee mendorongnya hingga dirinya yang terkena peluru. Jessie mengabadikan momen-momen terakhir Lee sebelum ia meninggal. Setelah itu, Jessie dan Joel masuk ke ruang Oval Office tempat Presiden telah ditahan. Joel yang dipenuhi amarah akibat kehilangan banyak teman, berlutut dan meminta satu kata terakhir dari Presiden. Presiden memohon agar tidak dibunuh, namun kemudian ia dieksekusi dan Jessie merekam momen tersebut.