Paul Atreides, seorang pemuda brilian dan berbakat yang terlahir dengan takdir besar di luar pemahamannya, harus pergi ke planet paling berbahaya di alam semesta untuk memastikan masa depan keluarga dan rakyatnya. Ketika kekuatan jahat meledak dan berkonflik memperebutkan satu-satunya sumber daya paling berharga di planet ini—komoditas yang mampu membuka potensi terbesar umat manusia—hanya mereka yang mampu menaklukkan rasa takutnya yang akan bertahan.
Sinopsis Film Dune: Part One (2021)
Perpindahan Kekuasaan dan Rencana Rahasia
Film dimulai dengan narasi dari Chani, seorang penduduk asli planet Arrakis. Ia menjelaskan bahwa planetnya, yang kaya akan rempah, selalu menjadi rebutan dan dijajah oleh kekuatan luar. Kekuasaan terbaru, House Harkonnen, dipaksa mundur oleh Imperium, namun Chani tahu bahwa kekosongan kekuasaan itu akan segera diisi oleh keluarga penjajah lain, yaitu House Atreides.
Duke Leto Atreides menerima perintah dari Kaisar untuk mengambil alih kendali di Arrakis. Putra Leto, Paul Atreides, yang sering mengalami mimpi dan penglihatan, meminta izin untuk ikut dalam misi pendahulu, namun ayahnya menolak. Duke Leto sadar bahwa penugasan ini adalah bagian dari intrik politik yang berisiko dan tidak ingin Paul berada dalam bahaya.
Di saat yang sama, Lord Baron Harkonnen mengungkapkan kepada keponakannya, Rabban, bahwa mundurnya mereka hanyalah siasat. Rencana mereka adalah membiarkan House Atreides lengah di Arrakis, kemudian menyerang dan menghancurkan mereka karena pengaruh Atreides yang semakin besar.
Sebelum berangkat ke Arrakis, Paul bertemu dengan Mother Mohiam, pemimpin ordo Bene Gesserit, yang tertarik pada penglihatannya. Paul berhasil melewati ujian yang diberikan oleh Mohiam. Paul juga mendengar percakapan ibunya, Jessica, dengan Mohiam yang mengungkapkan bahwa ordo Bene Gesserit telah merencanakan kelahiran “Yang Terpilih” selama ribuan tahun.
Pengkhianatan dan Kehancuran House Atreides
Setibanya di Arrakis, House Atreides disambut oleh penduduk asli, kaum Fremen. Paul mendapatkan julukan “Lisan al-Gaib” (suara dari dunia luar), yang merupakan sebutan bagi Messiah dalam kepercayaan Fremen. John menemukan adanya sabotase dari House Harkonnen, yang menempatkan pembunuh bayaran di istana Atreides.
Duke Leto mulai menjalankan misinya dengan mengunjungi ladang rempah. Ia berusaha menjalin aliansi dengan kaum Fremen, namun serangan dari cacing pasir raksasa memaksa mereka untuk melakukan evakuasi. Selama evakuasi, Paul mengalami penglihatan yang lebih intens karena terpapar rempah.
Pada malam hari, terjadi pengkhianatan dari dalam. Dr. Yueh, dokter keluarga Atreides, mematikan perisai pertahanan dan membius Duke Leto. Harkonnen telah menyandera istrinya, memaksanya untuk mengkhianati Atreides. Namun, Dr. Yueh diam-diam memasang gigi palsu beracun pada Leto, berharap Leto bisa membunuh Baron Harkonnen.
Saat pasukan Harkonnen dan pasukan elit Kaisar, Sardaukar, menyerang, House Atreides kewalahan. Leto yang tak berdaya dibawa ke hadapan Baron. Dr. Yueh memohon istrinya dibebaskan, tetapi Baron justru membunuhnya. Leto kemudian menggigit giginya, melepaskan gas beracun yang membunuh semua orang di ruangan itu kecuali Baron yang berhasil selamat.
Petualangan dan Pertemuan dengan Fremen
Paul dan Jessica berhasil melarikan diri, namun dikepung oleh pasukan Harkonnen. Mereka melarikan diri ke gurun dan mendapatkan penglihatan yang lebih jelas tentang masa depan yang dipenuhi pertumpahan darah. Mereka akhirnya berhasil bertemu kembali dengan Duncan Idaho, dan bersama-sama bersembunyi di sebuah stasiun penelitian tua.
Sayangnya, mereka kembali diserang oleh pasukan Sardaukar. Duncan berjuang mati-matian untuk mengulur waktu agar Paul dan Jessica bisa kabur. Liet Kynes, seorang hakim Imperium yang kini membantu mereka, menunjukkan jalan keluar rahasia. Setelah melarikan diri menggunakan sebuah pesawat, mereka dikejar oleh Sardaukar. Mereka selamat dengan menerobos badai gurun dan mendarat darurat.
Di gurun, Paul dan Jessica harus menyeberangi area terbuka. Tepat saat cacing pasir mendekat, sekelompok Fremen muncul dan mengalihkan perhatian monster itu. Kelompok Fremen tersebut dipimpin oleh Stilgar. Di antara mereka, Paul bertemu dengan Chani, gadis yang selama ini muncul dalam penglihatannya.
Salah satu Fremen menantang Paul berduel sampai mati. Paul berhasil mengalahkan lawannya namun ragu untuk membunuhnya. Namun, setelah penglihatannya kembali muncul, Paul menyadari bahwa untuk menjadi pemimpin, ia harus menumpahkan darah. Ia akhirnya membunuh lawannya dan diterima oleh kaum Fremen. Cerita ditutup dengan Paul dan Jessica yang memulai perjalanan mereka bersama Fremen, menuju Sietch Tabr.