Di Samudra Pasifik tahun 1944, seorang tentara Jepang dan seorang tawanan perang Inggris terdampar di sebuah pulau terpencil, diburu oleh makhluk mematikan. Dua musuh bebuyutan ini harus bersatu untuk bertahan hidup di tengah ketidakpastian.
Sinopsis Film Monster Island (2025)
Pada tahun 1942, di tengah Perang Dunia II, sebuah kapal perang Jepang membawa tawanan perang Inggris dalam kondisi yang sangat buruk. Di antara mereka, seorang komandan Jepang bernama Saito dijatuhi hukuman gantung karena dianggap berkhianat. Ia bersama seorang tawanan Inggris bernama Bronson, yang pernah mencoba melarikan diri, akan dieksekusi bersama. Mereka diikat rantai bersama dan dipersiapkan untuk dibuang ke laut.
Namun, sebelum eksekusi dilaksanakan, kapal tersebut diserang mendadak oleh pasukan Sekutu. Ledakan besar menghancurkan dek kapal, menyebabkan kekacauan yang total. Di tengah kekalutan itu, Saito dan Bronson berhasil melompat ke laut, meninggalkan kapal yang tenggelam bersama seluruh awaknya.
Keesokan harinya, ombak membawa mereka ke pulau terpencil. Dalam kondisi setengah sadar, Bronson menyeret tubuh Saito yang pingsan ke daratan. Begitu Saito sadar, naluri permusuhan mereka sebagai tentara dari pihak yang bertentangan langsung muncul, dan mereka terlibat dalam pertarungan sengit di pantai.
Namun, perkelahian mereka terhenti ketika muncul makhluk misterius dari laut yang menyerang Bronson hingga terluka parah. Saito berhasil menembak makhluk tersebut dan menyelamatkan Bronson. Setelah keadaan tenang, Saito yang tidak mengerti bahasa Inggris hanya bisa bingung ketika ditanya tentang makhluk itu. Merasa putus asa, ia hampir bunuh diri, tetapi Bronson mencegahnya. Sejak saat itu, mereka memutuskan untuk bekerja sama demi bertahan hidup.
Mereka menjelajahi pulau dan menemukan sisa-sisa kapal serta perbekalan seperti makanan, minuman, dan rokok. Bronson menggunakan sebuah roda gigi logam untuk membuat pisau darurat. Di malam hari, mereka berbagi makanan dan rokok. Meskipun terkendala bahasa, keduanya mulai membangun ikatan, mengesampingkan permusuhan masa perang.
Setelah beristirahat, mereka berusaha melepaskan rantai yang mengikat kaki mereka. Dengan menggunakan roda gigi yang dimodifikasi, Bronson berhasil memotong rantai yang mengikat kaki Saito, membebaskan mereka. Namun, ketenangan mereka hanya sebentar. Tiba-tiba, dua tentara Jepang lainnya yang selamat dari ledakan kapal muncul, bersama seorang tawanan Indonesia bernama Yanto.
Saito meminta Bronson untuk bersembunyi sementara ia menghadapi rekan-rekannya. Para tentara itu awalnya menyambut Saito, tetapi mulai curiga setelah melihat bekas rantai di pergelangan kakinya dan makanan yang hanya cukup untuk dua orang. Mereka mendesak Saito untuk memberitahu keberadaan tawanan Inggris yang bersamanya.
Di tengah ketegangan itu, terdengar raungan keras. Yanto dengan ketakutan menyebutnya sebagai “orang ikan”. Salah satu tentara yang mencoba memeriksa sumber suara tewas mengenaskan, kepalanya terputus dan dilempar oleh monster “Orang Ikan”.
Panik pun melanda. Bronson keluar dari persembunyiannya dan membunuh tentara yang tersisa. Monster itu kemudian muncul dan menyerang Yanto yang mencoba melarikan diri. Saito dan Bronson melarikan diri ke hutan, dikejar oleh makhluk itu. Bronson sempat tertangkap, tetapi Saito berhasil menyelamatkannya dengan sabetan pedang samurai. Mereka terjatuh ke jurang dan terpisah.
Keesokan paginya, Bronson terbangun di dahan pohon dan jatuh ke sungai. Setelah berhasil mencapai tepian, ia menyaksikan pertempuran singkat antara Orang Ikan dan seekor buaya raksasa. Monster itu dengan mudah mengalahkan buaya, menunjukkan kekuatannya yang luar biasa.
Sementara itu, Saito yang terluka menemukan sebuah lubang besar, di mana ia menemukan mayat Orang Ikan lain yang kepalanya tertembus peluru. Ia menyadari bahwa kelemahan monster tersebut ada pada bagian kepalanya. Di dalam lubang itu, Saito juga menemukan puing-puing pesawat tempur yang jatuh.
Akhirnya, mereka bertemu lagi di lokasi jatuhnya pesawat. Saito mengajak Bronson masuk ke sebuah goa, di mana mereka menemukan bayi dari makhluk Orang Ikan tersebut. Bronson berniat membunuh bayi itu, tetapi Saito mencegahnya karena takut induknya akan marah. Bronson lalu mengusulkan ide berbahaya: menggunakan rudal dari pesawat untuk memancing Orang Ikan keluar dari goa dan meledakkannya.
Mereka bekerja sama memindahkan rudal itu ke dalam goa. Namun, sebelum mereka dapat membuka segelnya, Orang Ikan itu muncul dan menyerang mereka. Dalam pertempuran sengit, Bronson terluka parah di perut oleh cakar monster. Saito dengan sisa tenaganya menembak mati makhluk itu beserta anaknya.
Melihat anaknya mati, Orang Ikan itu mengamuk. Bronson yang sekarat memaksa Saito untuk meninggalkan tempat itu dan menyelamatkan diri, memilih untuk tetap tinggal dan meledakkan bom yang telah dipasang, mengorbankan dirinya agar monster itu tidak bisa mengejar Saito.
Saito berlari sekuat tenaga, namun ternyata Orang Ikan itu selamat dari ledakan dan mengejarnya hingga ke pantai. Di sana, Saito menyiapkan jebakan dengan menggunakan mayat palsu. Ketika monster itu lengah, Saito menyerangnya. Setelah pertempuran yang sengit, Saito berhasil melumpuhkan Orang Ikan itu dan menembakkan flare gun ke udara sebagai sinyal untuk bantuan.
Beberapa hari kemudian, Saito yang terluka parah berada di kapal penyelamat dan diinterogasi. Terungkap bahwa “pengkhianatannya” adalah akibat tindakannya membunuh jenderalnya yang kejam terhadap pasukannya. Ketika ditanya tentang Bronson, Saito teringat bagaimana temannya begitu bahagia hanya karena menemukan sebatang rokok. Sebagai penghormatan, Saito menyalakan rokok dan menatap pulau itu dengan penuh kenangan akan sahabat yang telah mengorbankan hidupnya untuknya.